PERJALANAN SE-HELAI SORBAN PART 10.
Pulang pergi saar itu juga menyebrangi selat sunda bikin ngantuk dan sepet.
Si SK merah sabar menemani kemana saja. Layaknya bagai se'ekor mahesa yang gagah membawa pedati.
Masih banyak tugas belum terselesaikan. Masih banyak harap belum tercapai,masih banyak doa-doa para guru selayak curahan air nan sejuk yang siap ku tegak kala dahaga. Hidup ini bukan sekedar makan,hidup ini jangan pernah berpikir bagaimana nanti, tapi berpikirlah nanti bagaimana.
Kemudian ku pandang sehelai sorban itu,yang kian penuh harap mendapat barokah berkah dari doa para guru. Memang terlihat usang dan buruk. Namun sejati nya ia adalah sorban milik Habib Yahya Assegaf yang kemudian di sobek menjadi dua,satu untuk saya dan satu untuk beliau itu sudah kumiliki sejak tahun 2003. Dan ternyata kini mempunyai perjalanan yang lumayan letih dan sesuai mandat maka di sertai lah beberapa sorban lain nya yang insya Allah kelak bermanfaat untuk orang lain
Kemudian mengharap karomah Nabiyullah Idris AS..
Seorang Nabi yang memiliki kehususan sendiri maka sehelai sorban pun terpapar akan doa.
Mengharap kelak agar pemilik nya jauh dari keseratan hidup..
Jauh dari kesukaran hidup..
Jauh dari mampet nya jalan rizki..
Jauh dari susah nya jodoh..
Dan hal lain nya yang berharap dengan doa yang terpanjat akan menjadi wasilah tersendiri demi kelancaran urusan dunia akhirat nya.
Sebenar nya masih banyak hal yang ingin kuceritakan seperti pertemuan ku dengan beberapa makhluk berwajah sebelah putih dan sebelah hitam. Pertemuan ku dengan seorang raja yang bertubuh besar dan berwajah mirip katak yang memakai banyak perhiasan. Namun biarlah itu menjadi pengalaman diri yang bodoh ini.
0 komentar:
Posting Komentar